Sabtu, 27 Februari 2010

DAMPAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

Sikap sombong Dalam Hal Mementingkan Diri Sendiri Memiliki Banyak Sisi Buruk Dibandingkan Sisi Baik.

Menurut saya hidup yang kita jalani sekarang ini memiliki 2 sisi kejadian yang berbeda yaitu kejadian yang logic dan unlogic.Dari sisi logic pesan dari suatu kejadian yang terjadi dalam hidup dapat kita mengerti secara langsung, tetapi dari sisi unlogic pesan dari suatu kejadian yang telah atau yang akan terjadi mungkin saja tidak dapat langsung kita mengerti.

Sikap sombong dalam mementingkan diri sendiri adalah salah satu contoh sifat yang membuat pesan atau makna dari sisi kejadian unlogic itu tidak sampai pada diri kita dan sulit untuk kita mengerti.Dengan kata lain jika kita sombong dan merasa diri kita hebat sesungguhnya kita telah menutup diri kita dari hal atau sesuatu tanda yang mungkin saja lebih hebat yang akan terjadi pada diri kita yang akan memberi makna tersembunyi.

Dalam hal ini saya teringat pada teman saya.sebut saja dani, ia tinggal di Tambora jakarta barat.Pada waktu itu tepatnya sore hari ada kebakaran yang terjadi tak jauh dari tempat tinggalnya.Tak terbesit sedikitpun di pikiran dani bahwa kebakaran tersebut akan menghanguskan tempat tinggalnya.Tapi ternyata takdir berkata lain, rumahnya pun hangus terbakar.

Dani bercerita pada saya bahwa ia telah mengabaikan perkataan temannya untuk membantu memadamkan api di tempat kebakaran tersebut.Tetapi dani malah berkata dengan sedikit congkak bahwa api tersebut tidak mungkin akan membakar rumahnya karena alasan bahwa rumahnya tidak terlalu berdempetan dengan rumah yang lain dan alasan yang kedua pemadam kebakaran akan segera tiba dan menjinakkan api tersebut dengan cepat.

Tetapi angin yang kencang membuat kebakaran tersebut menjadi lebih besar dan cepat merambat pada rumah-rumah yang lain, sehingga pemadam kebakaran pun kesulitan menjinakkan api di samping medan yang sulit karena di tengah perkampungan yang padat.Dan ketika api sudah mulai mendekati rumah dani, ia pun baru menyadari bahwa ia telah sombong pada temannya dan mementingkan diri sendiri untuk tidak membantu memadamkan api dengan cepat, tanpa menunggu petugas pemadam kebakaran.

Ia pun baru menyadari dan memahami apa maksud dari perkataan temannya, yaitu jika saja ia membantu temannya dan warga lain memadamkan api, mungkin saja api tersebut sedikit padam atau jika ia tidak membantu memadamkan api seharusnya ia bersiaga di rumah untuk mengamankan barang-barang berharga miliknya sendiri dan keluarganya, tetapi ia malah cuek saja dengan sikapnya.

Dari cerita di atas cobalah kita untuk tidak mementingkan diri sendiri apalagi menyombongkan diri dengan berkata “tidak mungkin”.Maka dari itulah kita sepatutnya selalu membuka diri dan tidak menutup diri dan merasa diri kita yang paling penting, bukan orang lain.Karena sesungguhnya manusia hanya bisa merencanakan dan harus selalu berusaha tapi tuhan yang menentukan.



>> CB 01 : Renungan 01